Education Management Information
System atau yang biasa diistilahkan dengan
EMIS, merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan, memproses dan diseminasi data
dan informasi untuk mendukung penentuan kebijakan, analisis kebijakan,
perencanaan, monitoring dan manajemen di semua level sistem pendidikan. Sistem
yang dimaksud disini mencakup sumber daya personil, teknologi, metodologi,
proses, prosedur dan regulasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk
mendukung para penentu kebijakan di bidang pendidikan. EMIS diharapkan dapat
menghasilkan data yang komprehensif, terintegrasi, relevan, reliabel, tidak
ambigu dan dapat digunakan tepat waktu.
Data pendidikan yang baik tidak
hanya diperlukan dalam hal perencanaan seperti penyusunan rencana pembangunan,
strategi, rencana kerja dan road map. Namun juga penting untuk melihat tingkat
kemajuan dan evaluasi pendidikan di Indonesia. EMIS diharapkan dapat
mensinkronisasi sejumlah data yang selama ini dimiliki oleh sekolah, Dinas Pendidikan
di provinsi dan kabupaten/kota, serta Kementerian Pendidikan Nasional.
Sementara itu, pada level internasional, EMIS diharapkan dapat memberikan data
dan informasi akurat terkait pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium
Development Goals (MDGs) yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua.
Di beberapa negara lain, EMIS telah diimplementasikan terlebih dahulu. Sebagai misal, Guatemala telah memulai proyek EMIS pada tahun 2005. Sedangkan Meksiko telah melakukan perbaikan terhadap kualitas data dan informasi pendidikan guna memperbaiki kualitas sekolah. Hal serupa juga dilakukan oleh Brazil. Sedangkan Nigeria memiliki NEMIS yang telah dikembangkan sejak 2004. Nigeria melakukan lebih dari tiga kali sensus sekolah sejak 1988. Namun data yang terkumpul cenderung tumpang tindih dan belum mampu dijadikan basis data bagi perencanaan pendidikan nasional. Melalui program Education Strategic Plans (ESP) dari Bank Dunia pada tahun 2001-2003, Nigeria terus memperbaiki EMIS.
EMIS pada level nasional pertama kali digunakan sebagai baseline data dalam Kaduna Education Summit pada bulan Juli 2005. EMIS juga telah dikembangkan di Mozambik sejak 1980. Data dikumpulkan pada level provinsi sedangkan analisis dilakukan pada level nasional. Dengan EMIS, Departemen Pendidikan Mozambik dapat menyusun dua laporan statistik tiap tahunnya, yaitu annual school survey dan annual school results. Keunggulan EMIS terletak pada kemudahan dalam melakukan input data. Hal ini merupakan faktor yang menentukan keberlanjutan EMIS di Mozambik. Selain itu, EMIS dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan dimana kegiatan tersebut sebelumnya hanya dilakukan pada level kebijakan di tingkat nasional.
Pada tingkat nasional, Kementerian
Pendidikan Nasional sejak tahun 2007 mengembang-kan Pangkalan Data dan
Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb), yang dikelola oleh Balitbang.
PadatiWeb lebih berfungsi sebagai data base pendidikan, namun hingga kini belum
banyak informasi pendidikan yang dapat diunduh pada situs tersebut. Di sisi
lain, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah memiliki data sekolah yang
diperoleh dari proses pendataan dan penyaluran dana BOS. Namun data tersebut
terbatas pada jumlah siswa di tiap sekolah sehingga belum cukup untuk digunakan
dalam mendukung perencanaan baik di tingkat sekolah maupun Dinas Pendidikan.
Selain PadatiWeb, terdapat Paket Aplikasi Sekolah (PAS) yang membantu
administrasi sekolah sehari-hari serta terhubung dengan form LI dalam
PadatiWeb. Beberapa aplikasi analisis lainnya juga telah dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional dan beberapa lembaga donor, seperti dalam
proyek BERMUTU, Bank Dunia; DPISS (District Planning Information Support
System) pada proyek DBE-1, USAID; Analisis Data dan Perencanaan Pendidikan,
proyek MGPBE, UNICEF dan MBE USAID dan Pengelolahan Data Sekolah, proyek DBEP,
Depdiknas-ADB.
Sedangkan untuk Kementerian Agama,
sejak tahun 1994 sudah memiliki EMIS yang dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam. EMIS pertama kali dikembangkan melalui proyek Junior
Secondary Education Project (JSEP) atas dukungan pendanaan dari ADB pada
tahun 1994-1998. Perkembangan EMIS terus dilakukan melalui proyek lainnya yaitu
Basic Education Project (BEP) dan The Development of Madrasah Aliyah Project
(DMAP) pada tahun 2000 dimana keduanya juga didukung oleh ADB. Sejak 2001,
EMIS telah sepenuhnya mendapat dukungan pendanaan dari APBN.
Keberadaan data pendidikan di
Indonesia telah lama dikumpulkan di berbagai level institusi pendidikan. Namun
data tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena belum
adanya satu sistem pelaporan informasi pendidikan secara khusus. Berdasarkan
pertimbangan diatas, maka Bank Dunia menginisiasi dan mengembangkan TRIMS (Tool
for Reporting and Information Management by School).
Melalui aplikasi TRIMS diharapkan
mampu mendukung mensinkronisasi semua data yang telah dikumpulkan oleh sekolah
dan dinas pendidikan setempat. Aplikasi TRIMS dibuat berdasarkan format
pelaporan yang telah ada sebelumnya sehingga sekolah dapat melakukan input data
dengan mudah. TRIMS juga dilengkapi dengan indikator SPM sehingga data yang
di-input oleh sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan
Sekolah (RPS), Renstra Sekolah, Rencana Kerja Kepala Sekolah dan dokumen
perencanaan lainnya. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional, aplikasi TRIMS dapat
menyediakan data yang mendukung proses penentuan kebijakan, perencanaan,
monitoring dan manajemen.
Untuk mendukung efektivitas dan
ketepatan dalam penyampaian materi aplikasi TRIMS terdapat beberapa strategi
yang perlu dilakukan, yaitu:
- Sebelum pelatihan dilaksanakan, peserta pelatihan terlebih dahulu sudah menerima materi-materi yang terkait aplikasi TRIMS melalui Paket CD Materi Pelatihan BOS.Selain itu, penyampaian materi aplikasi TRIMS dilakukan melalui pengiriman email dan/atau up loading di website Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
- Pada saat pelaksanaan ToT BOS pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota disampaikan dan didistribusikan materi yang terkait aplikasi TRIMS kepada peserta ToT sehingga pada saat Pelatihan BOS di tingkat sekolah dapat didistribusikan kepada peserta dari sekolah/madrasah,
- Setelah penyampaian aplikasi TRIMS dalam Pelatihan BOS, untuk menampung dan menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai apilkasi TRIMS yang berasal dari sekolah maka perlu dibentuk personel atau tim yang bertanggung jawab pada Kantor Dinas Pendidikan di level provinsi dan kabupaten/kota terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan berkomentar dengan sopan