ELEMEN BARU HTML5

#

Breaking News

Blogger templates

Blogger news

Popular post

English French German Spain Italian Dutch
Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 09 Januari 2013

STRATEGI PEMODELAN SEM

Ada 3 jenis strategi pemodelan yang dapat dipilih terutama jika menganalisis data dengan LISREL (Joreskog dan Sorbom, 1993) :

Stricly Confirmatory (SC). Dalam model ini, peneliti terlebih dahulu merumuskan model yang akan diuji, kemudian data dikumpulkan. Pengujian model dilakukan dengan maksud untuk memastikan apakah model diterima atau ditolak. Dalam strategi ini tidak diupayakan perbaikan model.

Alternatif (Completing) Model (AM). Dalam pemodelan ini dirumuskan beberapa alternatif model. Data kemudian dikumpulkan dan diuji. Model-model yang sudah dibentuk sebelumnya kemudian diuji, dan model yang memiliki kesesuaian paling baik akan dipilih.

Model Generating (MG). dalam strategi ini peneliti berpijak pada teori tertentu untuk merumuskan model. Data dikumpulkan, kemudian diuji. Jika ternyata hasil pengujian model menunjukkan kinerja yang kurang baik atau tidak fit dengan data, maka model diperbaiki atau dimodifikasi. Proses perbaikan ini dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh model dengan tingkat kesesuaian terbaik atau best fit model dengan data sampel yang ada.***
Read more ...

EDUCATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM

Education Management Information System atau yang biasa diistilahkan dengan EMIS, merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan, memproses dan diseminasi data dan informasi untuk mendukung penentuan kebijakan, analisis kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen di semua level sistem pendidikan. Sistem yang dimaksud disini mencakup sumber daya personil, teknologi, metodologi, proses, prosedur dan regulasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk mendukung para penentu kebijakan di bidang pendidikan. EMIS diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif, terintegrasi, relevan, reliabel, tidak ambigu dan dapat digunakan tepat waktu. 

Data pendidikan yang baik tidak hanya diperlukan dalam hal perencanaan seperti penyusunan rencana pembangunan, strategi, rencana kerja dan road map. Namun juga penting untuk melihat tingkat kemajuan dan evaluasi pendidikan di Indonesia. EMIS diharapkan dapat mensinkronisasi sejumlah data yang selama ini dimiliki oleh sekolah, Dinas Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota, serta Kementerian Pendidikan Nasional. Sementara itu, pada level internasional, EMIS diharapkan dapat memberikan data dan informasi akurat terkait pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua.

Di beberapa negara lain, EMIS telah diimplementasikan terlebih dahulu. Sebagai misal, Guatemala telah memulai proyek EMIS pada tahun 2005. Sedangkan Meksiko telah melakukan perbaikan terhadap kualitas data dan informasi pendidikan guna memperbaiki kualitas sekolah. Hal serupa juga dilakukan oleh Brazil.  Sedangkan Nigeria memiliki NEMIS yang telah dikembangkan sejak 2004. Nigeria melakukan lebih dari tiga kali sensus sekolah sejak 1988. Namun data yang terkumpul cenderung tumpang tindih dan belum mampu dijadikan basis data bagi perencanaan pendidikan nasional. Melalui program Education Strategic Plans (ESP) dari Bank Dunia pada tahun 2001-2003, Nigeria terus memperbaiki EMIS.

EMIS pada level nasional pertama kali digunakan sebagai baseline data dalam Kaduna Education Summit pada bulan Juli 2005.  EMIS juga telah dikembangkan di Mozambik sejak 1980. Data dikumpulkan pada level provinsi sedangkan analisis dilakukan pada level nasional. Dengan EMIS, Departemen Pendidikan Mozambik dapat menyusun dua laporan statistik tiap tahunnya, yaitu annual school survey dan annual school results. Keunggulan EMIS terletak pada kemudahan dalam melakukan input data. Hal ini merupakan faktor yang menentukan keberlanjutan EMIS di Mozambik. Selain itu, EMIS dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan dimana kegiatan tersebut sebelumnya hanya dilakukan pada level kebijakan di tingkat nasional. 

Pada tingkat nasional, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2007 mengembang-kan Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb), yang dikelola oleh Balitbang. PadatiWeb lebih berfungsi sebagai data base pendidikan, namun hingga kini belum banyak informasi pendidikan yang dapat diunduh pada situs tersebut.  Di sisi lain, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah memiliki data sekolah yang diperoleh dari proses pendataan dan penyaluran dana BOS. Namun data tersebut terbatas pada jumlah siswa di tiap sekolah sehingga belum cukup untuk digunakan dalam mendukung perencanaan baik di tingkat sekolah maupun Dinas Pendidikan. Selain PadatiWeb, terdapat Paket Aplikasi Sekolah (PAS) yang membantu administrasi sekolah sehari-hari serta terhubung dengan form LI dalam PadatiWeb. Beberapa aplikasi analisis lainnya juga telah dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan beberapa lembaga donor, seperti dalam proyek BERMUTU, Bank Dunia; DPISS (District Planning Information Support System) pada proyek DBE-1, USAID; Analisis Data dan Perencanaan Pendidikan, proyek MGPBE, UNICEF dan MBE USAID dan Pengelolahan Data Sekolah, proyek DBEP, Depdiknas-ADB.  

Sedangkan untuk Kementerian Agama, sejak tahun 1994 sudah memiliki EMIS yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. EMIS pertama kali dikembangkan melalui proyek Junior Secondary Education Project (JSEP) atas dukungan pendanaan dari ADB pada tahun 1994-1998. Perkembangan EMIS terus dilakukan melalui proyek lainnya yaitu Basic Education Project (BEP) dan The Development of Madrasah Aliyah Project (DMAP) pada tahun 2000 dimana keduanya juga didukung oleh ADB. Sejak 2001, EMIS telah sepenuhnya mendapat dukungan pendanaan dari APBN.  

Keberadaan data pendidikan di Indonesia telah lama dikumpulkan di berbagai level institusi pendidikan. Namun data tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini karena belum adanya satu sistem pelaporan informasi pendidikan secara khusus. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Bank Dunia menginisiasi dan mengembangkan TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by School)

Melalui aplikasi TRIMS diharapkan mampu mendukung mensinkronisasi semua data yang telah dikumpulkan oleh sekolah dan dinas pendidikan setempat. Aplikasi TRIMS dibuat berdasarkan format pelaporan yang telah ada sebelumnya sehingga sekolah dapat melakukan input data dengan mudah. TRIMS juga dilengkapi dengan indikator SPM sehingga data yang di-input oleh sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Sekolah (RPS), Renstra Sekolah, Rencana Kerja Kepala Sekolah dan dokumen perencanaan lainnya. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional, aplikasi TRIMS dapat menyediakan data yang mendukung proses penentuan kebijakan, perencanaan, monitoring dan manajemen.

Untuk mendukung efektivitas dan ketepatan dalam penyampaian materi aplikasi TRIMS terdapat beberapa strategi yang perlu dilakukan, yaitu:
  1. Sebelum pelatihan dilaksanakan, peserta pelatihan terlebih dahulu sudah menerima materi-materi yang terkait aplikasi TRIMS melalui Paket CD Materi Pelatihan BOS.Selain itu, penyampaian materi aplikasi TRIMS dilakukan melalui pengiriman email dan/atau up loading di website Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
  2. Pada saat pelaksanaan ToT BOS pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota disampaikan dan didistribusikan materi yang terkait aplikasi TRIMS kepada peserta ToT sehingga pada saat Pelatihan BOS di tingkat sekolah dapat didistribusikan kepada peserta dari sekolah/madrasah,
  3. Setelah penyampaian aplikasi TRIMS dalam Pelatihan BOS, untuk menampung dan menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai apilkasi TRIMS yang berasal dari sekolah maka perlu dibentuk personel atau tim yang bertanggung jawab pada Kantor Dinas Pendidikan di level provinsi dan kabupaten/kota terkait.
Read more ...
Designed By